YASMIN SISWI SDN 50 PENARGA JUARA 6 LOMBA KRIYA FLS3N TINGKAT KOTA BIMA TAHUN 2025

Kota Bima - Salah
satu siswi kelas 6 SDN 50 Penaraga Kota Bima, Yasmin Izzatul Zannah, berhasil
meraih Juara 6 dalam ajang Festival dan Lomba
Seni Siswa Nasional (FLS3N) cabang Kriya tingkat Kota Bima Tahun 2025.
Kegiatan ini diselenggarakan pada Kamis, 10 Juli 2025 oleh Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Bima yang bertempat di Gedung Seni
Budaya (GSB) ,lomba di ikuti oleh seluruh SD/MI se - Kota Bima, peserta
membawa alat dan bahan mentah kemudian di rangkai atau dibuat dilokasi
lomba dan di berikan waktu selama 8 jam dalam pengerjaannya. Bahan yang
menjadi fokus utama dalam lomba kriya kali ini yaitu botol plastik
bekas. FLS3N merupakan ajang bergengsi yang
memberikan wadah bagi siswa-siswi untuk menyalurkan bakat dan
kreativitas di bidang seni, termasuk kriya. Yasmin tampil memukau dengan
karyanya yang berjudul "Terang dari Botol : Kilau Karya Ramah Lingkungan"
yang menunjukkan inovasi dan keterampilan tinggi, hingga berhasil
mengamankan posisi kelima di tengah persaingan yang ketat antar
sekolah. Di tengah tantangan zaman yang menuntut kesadaran lingkungan, kami menghadirkan sebuah karya yang bukan hanya bernilai estetika, tetapi juga sarat makna: sebuah lampu indah yang terbuat dari botol bekas dan sentuhan kristal. Ibu
Yuliansyah, S. Pd mengungkapkan rasa syukurnya karena seluruh cabang
lomba yang diikuti oleh siswa SDN 50 Penaraga Kota Bima, seperti
mendongeng dan kriya meraih juara dalam Lomba FLS3N. Semoga dari capaian
ini kita bisa terus semangat dan kompak untuk meraih prestasi di ajang
lomba lainnya. "Ini pengalaman pertama saya dalam mengikuti lomba, saya merasa senang dan berterima kasih kepada bapak/ibu guru pembina karena telah sabar membimbng saya ."
ungkap Yasmin . Prestasi ini diharapkan
menjadi motivasi bagi siswa lainnya untuk terus mengembangkan bakat dan
mengikuti berbagai kompetisi di tingkat kota maupun nasional.
Botol plastik yang dulunya hanya menjadi sampah tak berguna, kami ubah menjadi media cahaya—menyala bukan hanya secara harfiah, tetapi juga menyinari kesadaran akan pentingnya menjaga bumi. Melalui tangan-tangan kreatif, limbah ini dirangkai dan dipadukan dengan kristal yang berkilau, menciptakan permainan cahaya yang memesona, seolah menghadirkan bintang-bintang kecil di ruang sederhana.